Aku Pernah Bertemu langsung Dengan Bidadari Ainul Mardhiah

Dalam artikel ini saya ingin menceritakan sebuah pengalaman menakjubkan sekaligus mengesankan, dimana sekitar setahun atau dua tahun lalu...

5.8.23

Andai saat itu Aku Jadian, saat ini Aku Tak Perlu lagi Mengharapkan Bidadari Tak Bersayap



Dalam artikel "Aku pernah Naksir Wanita keturunan Dayak" dan "Andai saat itu Aku Berani, Mungkin saat ini Aku udah Nikah", telah kuceritakan bahwa sekitar tahun 2015 atau 2016 aku pernah naksir wanita keturunan Dayak dan andai saat itu aku berani mengungkapkan perasaanku kepada dirinya, mungkin saat ini aku udah menikah, bahkan udah memiliki 1 ataupun 2 anak

Lebih lanjut, dalam kedua artikel tersebut, aku juga menceritakan bahwa saat itu aku bahkan sempat ngobrol dengan mamanya mengenai sikap politik kami masing-masing, baik dalam pemilihan gubernur maupun pemilihan presiden, dimana mamanya adalah pendukung Prabowo Subianto, sementara aku sendiri adalah pendukung Jokowi

Di atas kertas, semestinya aku bisa jadian, bahkan menikah dengan wanita keturunan Dayak tersebut, kalo melihat keakraban diriku dengan mamanya

Meski demikian, kenyataan seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, dimana hubungan kami mulai merenggang dan aku pun mundur secara perlahan-lahan, setelah aku melihat foto-foto wanita keturunan Dayak tersebut dengan pacarnya yang saat itu seorang Muslim

Terakhir aku mendapat info dari salah seorang sahabat baiknya bahwa dia putus dengan pacarnya, karena dia nggak mau diajak ke gereja tempat wanita keturunan Dayak tersebut beribadah dan saat ini dia telah menikah dengan pria pilihan hatinya

Belakangan ini, entah kenapa, aku tiba-tiba kangen kepada wanita keturunan Dayak dan biasanya kalo aku tiba-tiba aku kangen kepada seseorang, ada sesuatu yang terjadi / akan terjadi

Sejujurnya, aku ingin ketemu wanita keturunan Dayak, meski dalam suasana persahabatan, karena biar bagaimanapun, kita pernah sama-sama menjadi relawan Teman Ahok

Beberapa tahun kemudian, aku bertemu dengan Bidadari Tak Bersayap dan berharap dia mau menerima cintaku, bahkan menikah dengan diriku dan menemani diriku seumur hidup hingga maut memisahkan kami berdua

Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa masih ada sedikit rasa cinta untuk wanita keturunan Dayak yang jauh lebih cantik dibandingkan Bidadari Tak Bersayap dan saat ini aku hanya bisa berandai-andai

Ya, andai saat itu aku jadian dengan wanita keturunan Dayak tersebut, saat ini aku tak perlu lagi mengharapkan Bidadari Tak Bersayap menjadi pasangan hidupku

Beberapa tahun perkenalan serta kisah cintaku dengan wanita keturunan Dayak tersebut, aku berkenalan dengan salah seorang mahasiswi dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang adalah wanita asli Dayak, yaitu Bidadari Tak Bersayap dan entah kenapa, aku jatuh cinta kepada Bidadari Tak Bersayap, meski kecantikannya tak ada apa-apanya dibandingkan wanita keturunan Dayak tersebut

Akankah salah satu impianku (menikah dengan wanita Dayak) tersebut terwujud lewat Bidadari Tak Bersayap ? Wallahualam ( والله أعلمُ )

8 komentar:

  1. Andai waktu itu aku jadian sama wanita keturunan Dayak tersebut, saat ini aku nggak perlu mengharapkan Bidadari Tak Bersayap

    BalasHapus
  2. Persahabatan seringkali jauh lebih indah

    BalasHapus