Aku Pernah Bertemu langsung Dengan Bidadari Ainul Mardhiah

Dalam artikel ini saya ingin menceritakan sebuah pengalaman menakjubkan sekaligus mengesankan, dimana sekitar setahun atau dua tahun lalu...

Tampilkan postingan dengan label Dayak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dayak. Tampilkan semua postingan

10.9.23

Pakai Baju Hijau corak Batik Dayak, Aku jadi Tambah Jatuh Cinta sama Bidadari Tak Bersayap



Tanggal 09 September 2023 siang, aku datang ke salah satu gereja yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat untuk menghadiri pemberkatan pernikahan salah seorang jemaat

Sesampainya di sana, aku langsung naik ke lantai 2 dan kulihat Bidadari Tak Bersayap juga telah hadir di lantai 2

Saat itu Bidadari Tak Bersayap mengenakan baju lengan pendek warna hijau, alas kaki warna hitam serta berambut sebahu

Aku pun ngobrol beberapa saat lamanya dengan papa dan mama rohaniku serta salah seorang staff pastoral, sebelum aku mendampingi papa rohaniku untuk naik ke panggung

Setelah doa pembuka yang dinaikkan oleh papa rohaniku, aku pun larut dalam pujian penyembahan yang dinaikkan oleh WL beserta singer dalam sesi PAW

Di sela-sela sesi PAW, aku yang saat itu berdiri beberapa bangku di belakang Bidadari Tak Bersayap melihat ada corak batik Dayak dalam baju hijau yang dia kenakan dan saat itu aku terkejut sekaligus terkagum-kagum

Ya, aku makin jatuh cinta sama Bidadari Tak Bersayap saat aku tahu dia mengenakan baju lengan pendek warna hijau corak batik Dayak

Sepanjang sesi Firman Tuhan, aku mendengarkan dengan seksama apa yang dikhotbahkan oleh papa rohaniku dan selesai pemberkatan pernikahan, aku menemani papa dan mama rohaniku menyantap makanan yang telah disediakan oleh pihak pengantin

Beberapa saat kemudian, aku pun pulang ke rumah untuk istirahat sebelum aku melanjutkan aktivitasku berikutnya, yaitu menghadiri Ibadah Dewasa Muda

Yang pasti, aku makin jatuh cinta sama Bidadari Tak Bersayap saat dia mengenakan baju hijau corak batik Dayak

17.8.23

Ikhlasku bahagianya



Dalam artikel "Si Imut non Dayak itu sempat Memikat Hatiku", telah kuceritakan bahwa sekitar sebualn atau dua bulan aku pacaran dengan wanita keturunan Toraja, Manado dan Tionghoa, aku mulai jatuh cinta kepada si imut non Dayak yang merupakan salah seorang mahasiswi dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat

Meski demikian, cintaku kepada si imut non Dayak tersebut ternyata hanyalah bertepuk sebelah tangan, dimana dia lebih memilih untuk pacaran dengan salah seorang mahasiswa dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat

Untungnya saat itu cintaku kepada si imut non Dayak tersebut tidak diketahui sama sekali oleh wanita keturunan Tionghoa tersebut, dimana aku menyuruh dirinya untuk menganggap si imut non Dayak tersebut sebagai adiknya

Begitu aku mengetahui bahwa si imut non Dayak tersebut pacaran dengan salah seorang mahasiswa dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat, aku hanya bisa berdoa agar siapapun dia uang akan mendampinginnya, biarlah dia selalu bahagia

Lebih lanjut, aku juga berharap suatu masa saat kita kembali berjumpa dengan dengan pasangan yang berbeda, jangan ada lagi air mata di antara kita

Saat artikel ini ditulis, aku mulai jatuh cinta dan mengharapkan Bidadari Tak Bersayap menjadi pasangan hidupku seumur hidup

Akankah Bidadari Tak Bersayap menjadi cinta terakhirku ? Wallahualam ( والله أعلمُ )

16.8.23

Si Imut non Dayak itu sempat Memikat Hatiku



Dalam artikel "Aku pernah Naksir Wanita keturunan Tionghoa selama 15 Bulan", telah kuceritakan bahwa aku pernah pacaran dengan wanita keturunan Toraja, Manado dan Tionghoa selama 15 bulan, tepatnya dari tanggal 12 Februari 2022 - 12 Mei 2023

Menariknya, baru sebulan atau dua bulan aku pacaran dengan wanita keturunan Tionghoa tersebut, aku mulai jatuh cinta kepada si imut non Dayak yang merupakan salah seorang mahasiswi dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat

Berawal dari acara pembagian makanan gratis yang berlangsung di salah satu gereja yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat, dimana si imut non Dayak ikut mengatur pembagian makanan gratis selama dua minggu berturut-turut, lama-kelamaan aku mulai jatuh cinta kepada dirinya

Ya, si imut non Dayak memikat hatiku saat itu dan lama-kelamaan dia pun tahu kalo aku naksir dirinya, namun apa daya, cintaku saat itu kepada dirinya hanyalah bertepuk sebelah tangan

Untungnya saat itu cintaku kepada si imut non Dayak tersebut tidak diketahui sama sekali oleh wanita keturunan Tionghoa tersebut, dimana aku menyuruh dirinya untuk menganggap si imut non Dayak tersebut sebagai adiknya

Lama-kelamaan aku dapat mengontrol perasaanku dan akhirnya aku pun bisa menganggap si imut non Dayak tersebut sebagai adik dari wanita keturunan Tionghoa tersebut

Saat aku putus dengan wanita keturunan Tionghoa tersebut, aku udah mulai berpaling kepada Bidadari Tak Bersayap dan juga mengharapkan dirinya menjadi pasangan hidupku seumur hidup

Akankah Bidadari Tak Bersayap menjadi cinta terakhirku ? Wallahualam ( والله أعلمُ )

15.8.23

Aku pernah Naksir Wanita keturunan Tionghoa selama 15 Bulan



Dalam artikel "Kisah Asmaraku Tak Semulus yang Sebagaimana Mestinya", telah kuceritakan bahwa aku pernah pacaran dengan wanita non Dayak sebanyak 6 kali dan salah satunya ialah wanita keturunan Tionghoa yang saat ini menjadi mantan pacarku yang ke-6

Pada tanggal 12 Februari 2022 aku resmi jadian dengan wanita keturunan Tionghoa, tepatnya keturunan Toraja, Manado dan Tionghoa, yang tinggal di wilayah Bintaro sektor 3A dan selama 15 bulan kujalani kisah cintaku dengan dirinya yang ternyata tak semulus yang dikira

Ya, kisah cintaku dengan wanita keturunan Tionghoa tersebut tak semulus yang dikira, dimana aku baru mengetahui bahwa dia suka ngambek dan membentak aku saat berkomunikasi via WhatsApp (WA), beberapa hari setelah aku berpacaran dengan dirinya

Saat itu aku memilih untuk bersabar terhadap kelakuannya, karena aku berpikir hanya dialah satu-satunya wanita yang mencintai diriku, sehingga aku tak menghiraukan apa yang dikatakan wanita keturunan Tionghoa tersebut di WhatsApp (WA), apalagi belakangan aku mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit radang paru-paru yang nggak sembuh-sembuh

Bisa jadi pertimbangan diriku memilih untuk bersabar terhadap wanita keturunan Tionghoa ialah karena penyakit radang paru-paru yang dideritanya, apalagi tak setiap hari dia ngambek serta membentak aku di WhatsApp (WA)

Ya, dia ngambek serta ngambek serta membentak aku di WhatsApp (WA), saat dia lagi burtuh perhatian lebih dari diriku, sehingga aku pun memberikan perhatian lebih kepada wanita keturunan Tionghoa tersebut saat itu

Meski demikian, akhirnya kesabaranku terhadap wanita keturunan Tionghoa tersebut habis dan hal tersebut menyebabkan aku langsung memblokir nomor WhatsApp (WA) beserta nomor HP nya, bahkan aku juga memblokir akun Instagram pribadinya, sehingga saat ini aku dan dirinya tak bisa berkomunikasi sama sekali

Hal tersebut kulakukan saat hubunganku dengan wanita keturunan Tionghoa tersebut tepat berusia 15 bulan, tepatnya pada tanggal 12 Mei 2023 dan aku pun meminta salah seorang sahabat baikku yang tinggal di wilayah Jakarta Utara, untuk memblokir nomor WhatsApp (WA) beserta nomor HP dirinya, sehingga dia juga nggak bisa berkomunikasi dengan sahabat baikku terdebut

Beberapa waktu setelah aku putus dengan wanita keturunan Tionghoa tersebut, aku mulai jatuh cinta dan juga mengharapkan Bidadari Tak Bersayap menjadi pasangan hidupku seumur hidup

Akankah Bidadari Tak Bersayap menjadi cinta terakhirku ? Wallahualam ( والله أعلمُ )

9.8.23

Aku pernah Naksir Bidadari lainnya



Dalam artikel "Kisah Asmaraku Tak Semulus yang Sebagaimana Mestinya" dan "Aku Pernah Pacaran dengan Wanita non Dayak", telah kuceritakan bahwa aku pernah pacaran sebanyak 6 kali dengan wanita non Dayak, meskipun semuanya akhirnya putus, karena beberapa hal

Selain itu, aku pun pernah beberapa kali naksir wanita non Dayak, meski semuanya menolak cintaku mentah-mentah dab dalam artikel ini aku akan menceritakan kisah cintaku dengan bidadari lainnya, jauh sebelum aku mengenal Bidadari Tak Bersayap

Perkenalanku dengan bidadari lainnya tersebut berawal dari meninggalnya salah seorang mama rohaniku pada pertengahan tahun 2019, dimana saat itu aku mengikuti ibadah penghiburan di salah satu gereja yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat selama tiga hari berturut-turut dan juga ibadah pemakaman di TPU Tegal Alur

Pada malam ketiga, aku memutuskan untuk menginap di gereja dan saat aku hendak tidur di sebelah peti jenazah, seseorang menegur aku dan menyuruhku pindah ke dalam ruangan

Saat itu aku memutuskan untuk pindah ke salah satu ruangan dan tidur malam pun kulanjutkan hingga pagi hari

Singkat kata, tiga bulan setelah meninggalnya salah seorang mama rohaniku tersebut, aku kembali beribadah di salah satu gereja yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat (tempat aku brjemaat) dan salah satu Ibadah Doa Selasa, aku melijat aura keluar dari dalam bidadari lainnya ke arah diriku

Perlahan namun pasti, benih-benih cinta pun mulai bersemi dalam hatiku kepada bidadari lainnya tersebut, bahkan aku menulis kisah cintaku dalam sebuah blog, namun blog tersebut telah dihapus, karena satu dan lain hal

Pada tanggal 26 November 2019, selesai Ibadah Doa Selasa, aku disidang oleh pimpinan salah satu gereja yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat hingga jam setengah 12 malam, karena kesalahanku, dimana saat itu aku menyertakan salah satu foto bidadari lainnya di blog tersebut dan hal tersebut membuat dirinya merasa malu

Hubungan kami berdua sempat merenggang beberapa waktu lamanya, sebelum akhirnya membaik dan hingga saat artikel ini ditulis, aku nggak berani menatap langsung mata bidadari lainnya tersebut, karena pesona bidadari lainnya tersebut ada di matanya

Cintaku kepada bidadari lainnya tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk berpindah ke lain hati dan saat ini aku mengharapkan Bidadari Tak Bersayap menjadi pasangan hidupku seumur hidup

Akankah Bidadari Tak Bersayap menjadi cinta terakhirku ? Wallahualam ( والله أعلمُ )

8.8.23

Aku Pernah Pacaran dengan Wanita non Dayak



Dalam artikel "Aku pernah Naksir Wanita keturunan Dayak", "Andai saat itu Aku Berani, Mungkin saat ini Aku udah Nikah" dan "Andai saat itu Aku Jadian, saat ini Aku Tak Perlu lagi Mengharapkan Bidadari Tak Bersayap", telah kuungkapkan bahwa salah satu impianku ialah menikah dengan wanita Dayak, dimana wanita Dayak sesungguhnya adalah keturunan Tionghoa yang berimigrasi ke pulau Kalimantan

Meski demikian, aku juga pernah pacaran sebanyak enam kali dengan wanita non Dayak, meskipun semuanya akhirnya putus, karena beberapa hal

Aku pertama kali pacaran dengan wanita non Dayak, tepatnya wanita keturunan Tionghoa, pada tahun 1998, dimana saat itu aku pertama kali berkenalan dengan seorang wanita cantik namun berbadan pendek

Saat itu dia serta cicinya tinggal di salah satu gereja yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat sambil bekerja di dunia sekuler dan Aku mengetahui dia jatuh cinta kepada diriku dari cerita salah seorang temannya

Saat itu aku pun jatuh cinta kepada dirinya, namun apa daya, cintaku kepada dirinya tak kesampaian, akibat campur tangan cicinya dan saat ini aku nggak tau dimana keberadaannya beserta cicinya

Sekitar tahun 2000 aku berkenalan dengan seorang wanita asal Lampung yang waktu itu kabur ke Jakarta dan akhirnya aku berpacaran selama beberapa bulan, namun aku akhirnya meninggalkan dirinya tanpa mengucapkan kata putus, karena dia selingkuh dengan salah seorang hansip kantor kelurahan

Pada tahun 2004 aku berpacaran dengan seorang wanita yang tinggal di salah satu gereja yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat, namun pada tahun 2006 aku meninggalkan dirinya, gara-gara dia selingkuh hingga hamil

Pada tahun 2010 aku pergi ke Tomohon, Sulawesi Utara dan berpacaran dengan seorang wanita asal Tomohon, Sulawesi Utara dan setahun kemudian, tepatnya tahun 2011, aku bertunangan dengan dirinya, namun aku harus meninggalkan dia, karena dia jatuh ke dalam dosa yang teramat serius dan saat ini aku telah memblokir nomor WA beserta nomor telepon dia

Pada tahun 2015 aku sempat pacaran beberapa bulan lamanya dengan seorang wanita Muslim, namun akhirnya aku meninggalkan dirinya, karena dia tidak mencintai diriku dengan tulus

Pada tanggal 12 Februari 2022 aku berpacaran dengan seorang wanita keturunan Manado-Toraja selama satu tahun tiga bulan, tepatnya sampai dengan tanggal 12 Mei 2023 dav akhirnya aku harus meninggalkan dirinya, karena dia tukang ngambek dan seringkali memaki-maki aku di WA, dimana saat itu aku langsung memblokir nomor WA beserta nomor HP nya

Saat ini aku sedang merindukan seseorang yang, tak lain dan tak bukan, ialah sang Bidadari Tak Bersayap dan akankah dia menjadi cinta terakhirku ? Wallahualam ( والله أعلمُ )

Kapan Aku Bisa kembali Bertemu dengan Wanita keturunan Dayak itu ???



Dalam artikel "Aku pernah Naksir Wanita keturunan Dayak". "Andai saat itu Aku Berani, Mungkin saat ini Aku udah Nikah" dan "Andai saat itu Aku Jadian, saat ini Aku Tak Perlu lagi Mengharapkan Bidadari Tak Bersayap", telah kuceritakan mengenai kisah cintaku dengan seorang wanita keturunan Dayak yang jauh lebih cantik dibandingkan Bidadari Tak Bersayap

Kisah cintaku tersebut terjadi sekitar tahun 2015 atau 2016, dimana saat itu kami berdua sama-sama mejadi relawan Teman Ahok

Hubungan kami berdua awalnya cukup dekat, dimana aku sempat ngobrol dengan mamanya mengenai sikap politik kami berdua, baik dalam pemilihan gubernur maupun pemilihan presiden

Saat itu kami berdua sepakat untuk sama-sama mendukung Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. meski mamanya pendukung Prabowo Subianto, sementara aku sendiri pendukung Jokowi

Meski demikian, hubungan kami berdua akhirnya merenggang, setelah aku melihat foto-foto dirinya dengan pacarnya lewat status WA nya

Sebelumnya, salah seorang sahabat baiknya, yang juga koordinator relawan Teman Ahok, mengungkapkan kepada diriku bahwa menurut pandangan wanita keturunan Dayak tersebut, aku nggak serius dalam menjalin hubungan dengannya

Dengan kata lain, wanita keturunan Dayak tersebut udah tahu kalo aku naksir dia, namun saat itu dia ingin aku mengungkapkan perasaanku tersebut

Karena terlalu banyak pertimbangan, aku malah kehilangan kesempatan emas buat jadian dengan wanita keturunan Dayak tersebut dan andai saat itu aku berani mengungkapkan perasaanku kepada dirinya, mungkin saat ini aku udah menikah, bahkan udah memiliki 1 ataupun 2 anak

Belakangan ini, entah kenapa, aku tiba-tiba kangen kepada wanita keturunan Dayak tersebut dan biasanya kalo aku tiba-tiba aku kangen kepada seseorang, ada sesuatu yang terjadi / akan terjadi

Sejujurnya, aku ingin ketemu wanita keturunan Dayak tersebut, meski dalam suasana persahabatan, karena biar bagaimanapun, kita pernah sama-sama menjadi relawan Teman Ahok

Meskipun saat ini aku mengharapkan Bidadari Tak Bersayap menjadi pendamping hidupku, namun tak dapat kupungkiri, aku masih kangen kepada wanita keturunan Dayak tersebut, dimana aku ingin sekali bertemu dirinya sebagai seorang sahabat sesama relawan Teman Ahok

Kapan aku bisa kembali bertemu dengan wanita keturunan Dayak itu ???

7.8.23

Ku Melihat Aura Bidadari Tak Bersayap Mengalir keluar ke arah Diriku



Tanggal 06 Agustus 2023 sore, aku datang ke salah satu gereja yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat untuk beribadah sekaligus melayani sebagai singer dan Perjamuan Kudus

Sesampainya di sana, aku ngobrol sebentar dengan salah seorang mahasiswa dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat, sebelum aku naik ke lantai 2

Sesampainya di lantai 2, aku ngobrol dengan WL dan singer yang juga telah hadir di lantai 2

Saat sesi PAW, aku larut dalam pujian penyembahan yang dinaikkan oleh WL serta singer lainnya

Saat sesi Firman Tuhan, aku mendengarkan apa yang disampaikan pengkhotbah dengan seksama

Saat sesi altar call, aku kembali melayani sebagai singer yang mennyanyikan lagu yang disampaikan pengkhotbah

Saat sesi Perjamuan Kudus, ada hal mencengangkan yang kulihat, dimana aku melihat aura yang keluar dari dalam Bidadari Tak Bersayap dan mengalir ke arah diriku, saat dia sedang berdoa

Ya, aku melihat Bidadari Tak Bersayap saat itu mengeluarkan aura dari dalam dirinya dan mengalir ke arah diriku dan hal tersebut hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang memiliki indera ke-6

Saat itu aku benar-benar tercengan sekaligus kagum, karena bisa melihat langsung aura yang keluar dari dalam Bidadari Tak Bersayap

Sebagai catatan : Ini adalah peristiwa kedua, dimana sang penulis dapat ,elihat aura yang keluar dari dalam seseorang, setelah sebelumnya sang penulis pernah melihat aura yang keluar dari wanita non Dayak yang pernah menjadi bidadari di hatiku


Setelah itu, aku melayani bersama salah satu rekan sesama singer dengan menyanyikan lagu rohani yang telah ditentukan sebelumnya

Singkat kata, selesai ibadah, aku menemani papa dan mama rohaniku hingga mereka pulang bersama jemaat dan akhirnya aku pun memtuskan untuk pulang ke rumah, lalu istirahat malam

Yang jelas, aku tercengang sekaligus sangat-sangat bahagia melihat aura yang keluar dari Bidadari Tak Bersayap dan mengalir ke arah diriku

5.8.23

Andai saat itu Aku Jadian, saat ini Aku Tak Perlu lagi Mengharapkan Bidadari Tak Bersayap



Dalam artikel "Aku pernah Naksir Wanita keturunan Dayak" dan "Andai saat itu Aku Berani, Mungkin saat ini Aku udah Nikah", telah kuceritakan bahwa sekitar tahun 2015 atau 2016 aku pernah naksir wanita keturunan Dayak dan andai saat itu aku berani mengungkapkan perasaanku kepada dirinya, mungkin saat ini aku udah menikah, bahkan udah memiliki 1 ataupun 2 anak

Lebih lanjut, dalam kedua artikel tersebut, aku juga menceritakan bahwa saat itu aku bahkan sempat ngobrol dengan mamanya mengenai sikap politik kami masing-masing, baik dalam pemilihan gubernur maupun pemilihan presiden, dimana mamanya adalah pendukung Prabowo Subianto, sementara aku sendiri adalah pendukung Jokowi

Di atas kertas, semestinya aku bisa jadian, bahkan menikah dengan wanita keturunan Dayak tersebut, kalo melihat keakraban diriku dengan mamanya

Meski demikian, kenyataan seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, dimana hubungan kami mulai merenggang dan aku pun mundur secara perlahan-lahan, setelah aku melihat foto-foto wanita keturunan Dayak tersebut dengan pacarnya yang saat itu seorang Muslim

Terakhir aku mendapat info dari salah seorang sahabat baiknya bahwa dia putus dengan pacarnya, karena dia nggak mau diajak ke gereja tempat wanita keturunan Dayak tersebut beribadah dan saat ini dia telah menikah dengan pria pilihan hatinya

Belakangan ini, entah kenapa, aku tiba-tiba kangen kepada wanita keturunan Dayak dan biasanya kalo aku tiba-tiba aku kangen kepada seseorang, ada sesuatu yang terjadi / akan terjadi

Sejujurnya, aku ingin ketemu wanita keturunan Dayak, meski dalam suasana persahabatan, karena biar bagaimanapun, kita pernah sama-sama menjadi relawan Teman Ahok

Beberapa tahun kemudian, aku bertemu dengan Bidadari Tak Bersayap dan berharap dia mau menerima cintaku, bahkan menikah dengan diriku dan menemani diriku seumur hidup hingga maut memisahkan kami berdua

Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa masih ada sedikit rasa cinta untuk wanita keturunan Dayak yang jauh lebih cantik dibandingkan Bidadari Tak Bersayap dan saat ini aku hanya bisa berandai-andai

Ya, andai saat itu aku jadian dengan wanita keturunan Dayak tersebut, saat ini aku tak perlu lagi mengharapkan Bidadari Tak Bersayap menjadi pasangan hidupku

Beberapa tahun perkenalan serta kisah cintaku dengan wanita keturunan Dayak tersebut, aku berkenalan dengan salah seorang mahasiswi dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang adalah wanita asli Dayak, yaitu Bidadari Tak Bersayap dan entah kenapa, aku jatuh cinta kepada Bidadari Tak Bersayap, meski kecantikannya tak ada apa-apanya dibandingkan wanita keturunan Dayak tersebut

Akankah salah satu impianku (menikah dengan wanita Dayak) tersebut terwujud lewat Bidadari Tak Bersayap ? Wallahualam ( والله أعلمُ )

2.8.23

Andai saat itu Aku Berani, Mungkin saat ini Aku udah Nikah



Dalam artikel "Aku pernah Naksir Wanita keturunan Dayak". telah kuceritakan bahwa aku pernah naksir salah seorang relawan Teman Ahok yang adalah wanita keturunan Dayak

Ya, aku pernah mencintai wanita keturunan Dayak yang jauh lebih cantik dibandingkan Bidadari Tak Bersayap dan aku bahkan sempat ngobrol dengan mamanya mengenai sikap politik kami masing-masing, baik dalam pemilihan gubernur maupun pemilihan presiden, dimana mamanya adalah pendukung Prabowo Subianto, sementara aku sendiri adalah pendukung Jokowi

Mwski demikian, hubungan kami berdua yang awalnya dekat, akhirnya merenggang, dimana aku mulai menjaga jarak dengan wanita keturunan Dayak tersebut, dimana aku mengetahui lewat status WA nya bahwa dia udah memiliki kekasih

Meski demikian, ada kisah di balik merenggangnya hubunganku dengan wanita keturunan Dayak terseut yang belum perna kuceritakan dan dalam artikel ini aku akan menceritakan penyebab lainnya di balik merenggangnya hubungan kami berdua

Sebenarnya wanita keturunan Dayak tersebut udah tahu kalo aku naksir dia, namun saat itu dia ingin aku mengungkapkan perasaanku tersebut

Hal tersebut aku ketahui dari salah seorang sahabat baiknya yang juga koordinator relawan Teman Ahok, dimana beliau mengungkapkan bahwa menurut pandangan wanita keturunan Dayak tersebut, aku nggak serius dalam menjalin hubungan dengannya

Aku saat itu memiliki banyak-banyak pertimbangan dalam melanjutkan hubunganku ke arah yang lebih serius dan salah satunya ialah aku rendah diri dalam hal perekonomian

Ya, aku saat itu dalam keadaan terpuruk dalam hal perekonomian, sementara wanita keturunan Dayak tersebut berasal dari keluarga yang cukup berada dan hal tersebut membuat diriku minder saat itu

Meski demikian, ketidakberanian diriku dalam mengungkapkan perasaanku kepada wanita keturunan Dayak tersebut saat itu ternyata hanyalah menghasilkan penyesalan seumur hidup

Ya, andai saat itu aku berani mengungkapkan perasaanku kepada dirinya, mungkin saat ini aku udah menikah, bahkan udah memiliki anak, entah 1 ataupun 2

Aku benar-benar nggak habis pikir, kenapa aku bisa minder saat itu, padahal saat itu aku sudah bekerja sebagai sales di salah satu perusahaan iklan mobil baru dan bekas, bahkan aku beberapa kali menjadi top sales

Saat itu (sekitar tahun 2015 atau tahun 2016) aku sedang jaya-jayanya dalam hal pekerjaan, namun aku malah menyia-nyiakan kesempatan emas, sehingga akhirnya hubungan kami berdua merenggang

Saat ini dia telah menikah dengan pria pilihan hatinya, setelah sebelumnya dia sempat pacaran dengan pria Muslim, namun akhirnya putus di tengah jalan

Meski demikian, dia masih menanyakan kabar diriku dan aku pun belakangan ini tiba-tiba kangen kepada wanita keturunan Dayak tersebut

Saat ini, setelah beberapa tahun perkenalan serta kisah cintaku dengan wanita keturunan Dayak tersebut, aku berkenalan dengan salah seorang mahasiswi dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang adalah wanita asli Dayak, yaitu Bidadari Tak Bersayap

Entah kenapa, aku jatuh cinta kepada Bidadari Tak Bersayap, meski kecantikannya tak ada apa-apanya dibandingkan wanita keturunan Dayak tersebut

Mungkinlah itulah yang disebut takdir; pernah memiliki hubungan yang dekat, namun akhirnya merenggang

Meski penyesalan tersebut tak 'kan lekang seumur hidupku, namun setidaknya, salah satu impianku (menikah dengan wanita Dayak) bisa saja terwujud lewat Bidadari Tak Bersayap

Setelah kegagalan diriku dalam menjalin hubungan dengan wanita keturunan Dayak tersebut, akankah impianku tersebut terwujud lewat Bidadari Tak Bersayap ? Wallahualam ( والله أعلمُ )

1.8.23

Aku pernah Naksir Wanita keturunan Dayak



Setelah artikel ke-60 berjudul "Pakai Baju Batik khas Dayak, Bidadari Tak Bersayap Tampil Beda", entah kenapa, aku malas buat nulis artikel

Ya, aku malas buat nulis artikel, karena nggak ada sesuatu pun yang menarik untuk dijadikan artikel, sebelum akhirnya ingatanku dibawa kembali kepada masa-masa dimana aku pernah menjadi relawan Teman Ahok sekitar tahun 2015 atau 2016 silam

Sejujurnya, aku masih kangen akan masa-masa dimana aku bersama relawan Teman Ahok lainnya berjibaku dalam mengumpulkan 1000 fotokopi KTP buat dukungan terhadap Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022

Kenapa ? Karena masa-masa itu adalah masa-masa dimana aku berkenalan dengan salah seorang relawan Teman Ahok yang adalah wanita keturunan Dayak, dimana saat itu dia dibawa oleh koordinator relawan Teman Ahok saat itu ke salah satu mall yang berlokasi di wilayah Jakarta Utara

Aku pun terpesona pada pandangan pertama dengan dirinya dan akhirnya aku pun berkenalan dengannya

Aku pun mulai mengadakan PDKT alias pendekatan, dimana aku mulai ngobrol dengan dirinya dan dari situ aku tau bahwa dia adalah anak bungsu dari 2 bersaudara

Selain itu, aku pun tahu bahwa papanya asli Surabaya dan mamanya asli Dayak; dengan kata lain, dia mewarisi keturunan Dayak dari mamanya

Meski demikian, aku memiliki keberatan terhadap dirinya, yaitu dia perokok berat, dimana dia sudah mengenal rokok sejak dia duduk di bangku SMP

Ya, aku paling tidak suka dengan wanita perokok, namun entah kenapa, saat itu cinta membutakan diriku, dimana aku mentolerir kebiasaan merokok nya, hanya demi cintaku kepada dirinya

Singkat kata, aku pun pernah ngobrol empat mata dengan mamanya mengenai sikap politik kami masing-masing dalam pemilihan gubernur maupun pemilihan presiden, dimana mamanya ternyata adalah pendukung Prabowo Subianto, sementara aku sendiri adalah pendukung Jokowi

Meski demikian, pembicaraan kami berdua berlangsung hangat dan sesekali diselingi dengan canda tawa

Wanita keturunan Dayak tersebut sangat cantik, sehingga bukan hanya diriku yang naksir dia, namun rekan sesama relawan Teman Ahok pun ada yang naksir dirinya

Meski demikian, rekan sesama relawan Teman Ahok tersebut akhirnya kalah saing dengan diriku dan aku pun melenggang dengan bebas dalam melakukan PDKT alias pendekatan dengan wanita keturunan Dayak tersebut

Singkat kata, akhirnya aku tahu bahwa wanita keturunan Dayak tersebut ternyata sudah punya kekasih

Ya, lewat status WA beliau, aku melihat foto-foto dirinya dan kekasihnya tersebut menghadiri kondangan

Sejak saat itu aku perlahan-lahan mulai menjaga jarak dengan wanita keturunan Dayak tersebut sekitar tahun 2017, maski hingga saat ini masih banyak ex relawan Teman Ahok yang menanyakan kabar diriku, termasuk wanita keturunan Dayak tersebut yang akhirnya menikah dengan pria lain

Ya, dia putus dengan kekasihnya, karena kekasihnya tersebut seorang Muslim yang tidak mau dibawa ke gereja tempat dia beribadah dan hal tersebut yang memicu dirinya akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan kekasihnya tersebut

Hingga saat artikel ini ditulis, aku masih kangen akan wajah marahnya, dimana dia akan menatap orang lain dengan tatapan mata yang sangat-sangat tajam, saat dia marah, karena saat dia sedang marah pun, dia tetap cantik di mataku

Yang aku tahu, dia dulu pernah tinggal di salah satu perumahan elit yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat dan saat ini aku kehilangan kontak dengan dirinya

Itulah awal perkenalanku serta kisah cintaku dengan wanita keturunan Dayak yang sangat-sangat cantik, bahkan jauh lebih cantik dibandingkan Bidadari Tak Bersayap yang adalah wanita asli Dayak

Salah satu impianku yang hingga saat ini belum terwujud ialah menikah dengan wanita Dayak, dimana wanita Dayak memiliki kecantikan khas yang tidak dimiliki oleh suku-suku lainnya di Indonesia

Ya, wanita Dayak sesungguhnya adalah keturunan Tionghoa yang berimigrasi ke pulau Kalimantan, sehingga tak ada salahnya bila aku yang adalah keturunan Tionghoa sangat ingin untuk menikahi wanita Dayak

Beberapa tahun setelah perkenalan dan kisah cintaku dengan salah seorang relawan Teman Ahok yang juga wanita keturunan Dayak, aku kembali berkenalan dengan wanita asli Dayak yang juga salah seorang mahasiswi dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat

Dalam artikel "Mulanya biasa saja, lama-kelamaan aku jatuh cinta", telah kuceritakan mengenai awal pertemuan diriku dengan Bidadari Tak Bersayap yang akhirnya menumbuhkan benih-benih cinta dalam hatiku kepada dirinya

Akankah impianku tersebut terwujud lewat Bidadari Tak Bersayap ? Wallahualam ( والله أعلمُ )

Yang pasti, aku masih merindukan pertemuan diriku kembali dengan salah seorang relawan Teman Ahok yang juga wanita keturunan Dayak tersebut, meski dalam suasana yang berbeda

31.7.23

Pakai Baju Batik khas Dayak, Bidadari Tak Bersayap Tampil Beda



Tanggal 30 Juli 2023 pagi, aku datang ke salah satu gereja yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat unutk beribadah di Ibadah Umum Pagi

Sesampainya di sana, aku langsung naik ke lantai 2 dan mengawal papa rohaniku sambil menyalami sejumlah jemaat

Aku kemudian duduk di tempat aku biasanya duduk, yaitu di sebelah salah seorang sahabat baikku yang juga Wakil Ketua Kaum Pria

Sepanjang sesi PAW, aku larut dalam pujian dan penyembahan yang dinaikkan oleh WL dan singer saat itu

Sepanjang sesi Firman Tuhan, aku mendengarkan dengan seksama sambil sesekali mencuri pandang kepada Bidadari Tak Bersayap yang saat itu mengenakan baju batik warna coklat, rok pendek warna hitam, ikat rambut karet warna hitam serta berambut sebahu

Saat aku melihat Bidadari Tak Bersayap, aku terkejut, karena baju batik yang dia kenakan tersebut ialah baju batik berwarna coklat dan bercorak khas Dayak

Ya, saat itu Bidadari Tak Bersayap tampil beda dengan baju batik berwarna coklat dan bercorak khas Dayak, sesuai dengan daerah asal dirinya yang memang berlokasi di wilayah Kalimantan Barat

Aku saat itu makin terpesona dengan penampilan Bidadari Tak Bersayap yang lain dari biasanya dan salah satu impianku yang belum terpenuhi (hingga artikel ini diterbitkan) ialah menikah dengan wanita Dayak

Akankah impianku tersebut terwujud lewat Bidadari Tak Bersayap ? Wallahualam ( والله أعلمُ )

Yang jelas, aku makin jatuh cinta kepada Bidadari Tak Bersayap yang saat itu tampil beda dengan baju batik berwarna coklat dan bercorak khas Dayak