Tanggal `17 Juli 2023 malam, aku datang ke salah satu gereja yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat untuk latihan singer buat Ibadah Umum Pagi
Aku sampai ke sana sekitar pukul 19:20 WIB dan karena sedang ada latihan Pre-Service, aku memutuskan untuk duduk di dekat ruang sekretariat beberfapa saat lamanya
Tak lama kemudian, aku masuk ke dalam dan duduk di ruang sebelah ruang sekretariat, karena rekan-rekan sesama singer dan WL telah terlebih dahulu datang
Aku ngobrol dengan mereka cukup lama, sebelum akhirnya latihan Pre-Service berakhir dan kami latihan
Aku sempat keluar ruangan sesaat, karena ingin ke toilet dan aku melihat Bidadari Tak Bersayap sedang memandang diriku, namun saat itu aku berlagak mengalihkan pandanganku
Pas aku kembali, aku kembali melihat Bidadari Tak Bersayap sedang memandang diriku, namun lagi-lagi aku berlagak mengalihkan pandanganku
Kalo dipikir-pikir aku munafik juga ya...berlagak mengalihkan pandangan, namun sebenarnya pengen diperhatikan Bidadari Tak Bersayap...wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk
Saat aku latihan, aku 3 kali ke wastafel untuk cucui muka, saking ngantuknya dan juga pengen tau reaksi teman-temannya Bidadari Tak Bersayap
Pas aku kembali ke wastafel untuk ke-4 kalinya, aku melihat Bidadari Tak Bersayap duduk menghadap ke laptop miliknya dan membelakangi diriku
Saat itu Bidadari Tak Bersayap mengenakan kaos lengan pendek warna hitam, celana panjang 3/4 warna abu-abu, ikat rambut warna hitam dan berambut sebahu
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke warnet langgananku dan sesampainya di sana, langsung kubuka browser Google Chrome dan kutuliskan pengalamanku bersama Bidadari Tak Bersayap, termasuk saat aku berlagak mengalihkan pandangan saat Bidadari Tak Bersayap memandang diriku beberapa kali
Setelah kujadwalkan artikel ini untuk diterbitkan pada tanggal 18 Juli 2023 pukul 6 pagi, aku langsung pulang ke rumah dan tidur malam
Yang pasti, aku serasa melayang ke langit ketujuh saat Bidadari Tak Bersayap memandang diriku beberapa kali
Sebagai catatan : artikel ini adalah artikel keempatbelas yang ditulis sesaat setelah sang penulis mengalami pengalaman bersama Bidadari Tak Bersayap, termasuk saat sang penulis serasa melayang ke langit ketujuh saat Bidadari Tak Bersayap memandang diriku beberapa kali