Dalam artikel "Si Imut non Dayak itu sempat Memikat Hatiku", telah kuceritakan bahwa sekitar sebualn atau dua bulan aku pacaran dengan wanita keturunan Toraja, Manado dan Tionghoa, aku mulai jatuh cinta kepada si imut non Dayak yang merupakan salah seorang mahasiswi dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat
Meski demikian, cintaku kepada si imut non Dayak tersebut ternyata hanyalah bertepuk sebelah tangan, dimana dia lebih memilih untuk pacaran dengan salah seorang mahasiswa dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat
Untungnya saat itu cintaku kepada si imut non Dayak tersebut tidak diketahui sama sekali oleh wanita keturunan Tionghoa tersebut, dimana aku menyuruh dirinya untuk menganggap si imut non Dayak tersebut sebagai adiknya
Begitu aku mengetahui bahwa si imut non Dayak tersebut pacaran dengan salah seorang mahasiswa dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat, aku hanya bisa berdoa agar siapapun dia uang akan mendampinginnya, biarlah dia selalu bahagia
Lebih lanjut, aku juga berharap suatu masa saat kita kembali berjumpa dengan dengan pasangan yang berbeda, jangan ada lagi air mata di antara kita
Saat artikel ini ditulis, aku mulai jatuh cinta dan mengharapkan Bidadari Tak Bersayap menjadi pasangan hidupku seumur hidup
Akankah Bidadari Tak Bersayap menjadi cinta terakhirku ? Wallahualam ( والله أعلمُ )